Kenali Diri, Wujudkan Mimpi
Organisasi
Tak tahu kenapa, saya sangat suka berorganisasi. Ya mungkin karena lingkungan ketika itu, tapi seiring berjalannya waktu saya menemukan kecintaan di dalamnya. Saya memulai organisasi ketika SD kelas 6. Ketika itu saya diajak oleh seorang teman untuk mengikuti remaja masjid. Saya pun mengikuti ajakannya, karena saya hanya ingin tahu remaja masjid itu bagaimana. Itulah awal mula saya mengikuti organisasi.
Di bangku SMP saya mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah. Ketika kelas dua SMP saya diamanahi menjadi ketua OSIS. Dan itu pertama kalinya saya menjadi ketua dalam organisasi. Berorganisasi tidak membuat saya lupa terhadap kewajibanku di sekolah dan pentingnya berprestasi di bidang yang lain. Selama SMP saya sempat menjuarai beberapa lomba diantaranya yaitu sebagai juara 2 lomba scout competition V se-Sidoarjo/Surabaya, juara 3 lomba LKTI tingkat nasional, dan semifinalis KMNR nasional
Di bangku SMA saya berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saat kelas satu SMA saya diamanahi menjadi anggota MPK, saat kelas dua saya diamanahi sebagai ketua OSIS SMA dan menjadi anggota di FPODS (Forum Pengurus OSIS Dispendik Sidoarjo), bahkan saat kelas tiga pun saya tidak mau berhenti dalam berorganisasi. Saat kelas tiga saya diamanahi sebagai anggota Organisasi Asrama dan menjadi wakil ketua di KOIC (Komite Olahraga Insan Cendekia). Berkiprah dalam organisasi membuat saya lebih bisa dalam menghargai waktu, dan membentuk pribadi yang lebih bertanggung jawab, percaya diri, dan lebih menghargai orang lain. Di bangku kuliah, saat ini saya bergabung sebagai anggota dalam IMAJINAIR (Ikatan Mahasiswa Jombang UNAIR). Mengikuti organisasi memang merepotkan dan menyibukkan. Akan tetapi, bagiku organisasi bukan beban, melainkan pelatihan. Di organisasi banyak hal yang bisa kupelajari dan itu tidak pernah diajarkan di sekolah. Dari organisasi saya tahu bagaimana cara menyelenggarakan acara, cara memperoleh dana, cara menyelesaikan permasalahan, dan masih banyak lagi. Dan satu lagi, organisasi tidak menuntut siapapun untuk bisa, tetapi organisasi menuntut untuk mau. Mau bertindak, mau berkorban dan mau-mau yang lain. Sebab dalam organisasi kata “gagal” itu sudah biasa, terus mencoba itu luar biasa.
Pramuka
Tidak hanya di organisasi, saya juga suka dalam hal kepanduan. Saya mengenal pramuka ketika SD dan berhasil menyabet 3 trofi serta berhasil meraih juara umum 2 di Lomba Penggalang Tangguh se-Kabupaten Jombang. Di SMP saya pun tergabung dalam pasukan khusus pramuka, KOPASSANCA namanya. Disana saya menjadi pinru Elang. Selama bergabung di KOPASSANCA, saya bersama regu berhasil menyabet juara dua dalam lomba scout competition V se-Sidoarjo/Surabaya. Selain itu, saya juga sempat mengikuti LP3 di Malang dan berhasil menyabet delapan piala. Selanjutnya, di bangku SMA saya pun mengikuti pramuka. Di SMA saya mengikuti lomba dan alhamdulillah masih bisa menggondol piala, meskipun hanya satu.
Berkecimpung di pramuka tidak jauh bedanya dari organisasi. Sebab di pramuka kita dituntut untuk mandiri, tangguh, dan berani. Memegang teguh trisatya dan dasa dharma. Alasanku mengikuti pramuka yaitu karena di pramuka itu menyenangkan, bebas, dan pastinya ada lombanya hehe.
Paskibra
Tidak hanya di organisasi dan di pramuka, saya juga aktif dalam paskibra. Saya menyukai paskibra karena cita-cita saya menjadi seorang tentara. Awalnya hanya aktif di pramuka, karena saya suka baris berbaris saya pun ingin mengikuti paskibra. Di SMAku awalnya tidak ada ekstrakurikuler paskibra. Akhirnya saat kelas dua SMA, bersama beberapa kakak kelas dan teman-teman saya mendirikan komunitas paskibra. Ya begitulah perjuangan. Karena hanya berbentuk komunitas, maka tidak diberikan pelatih oleh sekolah. Akhirnya dengan berbekal inisiatif, kami berlatih hingga pada akhirnya saat saya kelas tiga, kami diberikan undangan dari pemerintah kabupaten untuk mendelegasikan siswanya untuk mengikuti seleksi anggota paskibraka. Akhirnya beberapa dari komunitas, kami delegasikan ke kabupaten. Namun, sayangnya karena situasi pandemi saat itu maka seleksi dibatalkan. Akhirnya kami diberi amanah untuk menjadi paskibra di sekolah. Karena yang paling senior sekaligus salah satu pendiri komunitas, bersama seorang teman, saya ditunjuk sebagai pelatih. Dan setelah itu, akhirnya paskibra sukses diangkat menjadi ekstrakurikuler. Ya meskipun setelah lobi yang sangat panjang dan proposal berkali-kali. Dalam upacara itu saya pun diamanahi sebagai pemimpin upacara. Tepatnya pada upacara HUT RI ke-76. Dirgahayu Indonesiaku.
write by : Muhammad Nurriyanto
@nurriyanto_
Komentar
Posting Komentar